Timnas Indonesia Punya 5 Naturalisasi Menganggur, Ada yang Dilirik Liga 1? - MaungPersib

Timnas Indonesia Punya 5 Naturalisasi Menganggur, Ada yang Dilirik Liga 1?

Maungpersib.com – Sepak bola Indonesia sedang mengalami fase unik dalam sejarah naturalisasi pemain. Di tengah meningkatnya performa Timnas Indonesia, sejumlah pemain naturalisasi justru berada dalam kondisi kurang ideal di level klub. Kontrak yang berakhir tanpa perpanjangan membuat mereka berstatus bebas transfer alias free agent. Kondisi ini tentu berisiko menurunkan performa para pemain tersebut. Minimnya menit bermain, ketidakpastian masa depan, dan tekanan publik menjadi tantangan yang harus mereka atasi.

Meskipun sebagian dari mereka masih menjadi bagian dari rencana pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, realitas di level klub sangat memengaruhi performa saat membela negara. Berikut ini adalah lima pemain naturalisasi Timnas Indonesia yang saat ini masih menganggur dan sedang mencari klub baru. Siapa di antara mereka yang akan kembali ke tanah air dan bermain di BRI Liga 1?

1. Shayne Pattynama, Menuju Liga Thailand Setelah Gagal di Belgia?

Shayne Pattynama, pemain berdarah Belanda-Indonesia yang dikenal sebagai bek sayap modern, mengakhiri kontraknya dengan klub Liga Belgia, KAS Eupen, meski sebenarnya kontrak itu masih berlaku hingga 2026. Hal ini menandakan adanya ketidaksesuaian antara pemain dan klub dalam hal performa atau strategi jangka panjang.

Menuju Asia Tenggara, Buriram United Jadi Tujuan, Setelah bertahun-tahun mengembangkan karier di Eropa, Shayne kini siap menjalani tantangan baru di Asia Tenggara. Menurut rumor kuat, Buriram United dan klub top Thailand, sudah berada di garis terdepan untuk merekrutnya. Pengumuman resmi tampaknya hanya tinggal menunggu waktu.

Jika transfer ini terealisasi, Shayne akan mengikuti jejak beberapa pemain Asia lainnya yang sukses berkarier di Liga Thailand. Selain peningkatan kualitas liga, tantangan budaya dan cuaca tropis juga akan menjadi ujian baru baginya.

2. Justin Hubner, Bek Masa Depan Garuda yang Masih Menganggur

Justin Hubner, bek sentral yang menjadi tulang punggung Timnas Indonesia di lini belakang, juga berada dalam status tanpa klub setelah kontraknya bersama Wolverhampton Wanderers U-21 tidak diperpanjang. Di usianya yang masih 21 tahun, Justin sebenarnya masih punya potensi luar biasa untuk berkembang di Eropa.

Skenario paling realistis bagi Hubner adalah kembali ke Liga Belanda. Meski hanya di kasta kedua seperti Eerste Divisie, setidaknya kompetisi itu memberi peluang reguler untuk bermain dan berkembang. Apalagi, adaptasi kultur dan bahasa tak akan jadi masalah bagi pemain keturunan Belanda ini. Hubner tetap diharapkan oleh publik Indonesia untuk berkarier di Eropa, agar dapat mempertahankan level permainannya ketika tampil bersama Timnas.

3. Rafael Struick, Karier Mandek di Australia, Peluang di Liga 1?

Rafael Struick adalah salah satu contoh nyata bahwa transfer ke luar negeri tak selalu menjanjikan. Setelah meninggalkan ADO Den Haag, Struick memilih Brisbane Roar di Australia. Namun, keputusan itu terbukti kurang tepat karena ia lebih banyak duduk di bangku cadangan.

Pemain berusia 22 tahun ini akhirnya di lepas dan kini berstatus tanpa klub. Keputusan yang di ambilnya semula bertujuan untuk mencari tantangan baru, justru menjadi kemunduran dalam karier. Struick di kaitkan dengan Bali United, klub besar di Liga 1. Spekulasi ini di perkuat oleh kenyataan bahwa ia mulai kehilangan tempat di skuad utama Timnas. Bergabung ke Liga 1 bisa jadi solusi terbaik untuk mengembalikan performa dan kepercayaan dirinya.

4. Thom Haye, Gelandang Senior yang Dilirik Persija Jakarta

Thom Haye mengalami musim yang berat bersama Almere City di Eredivisie. Gagal menyelamatkan tim dari degradasi menjadi akhir dari kontraknya di klub tersebut. Pada usia 30 tahun, Haye kini harus mengambil keputusan penting terkait masa depannya. Kabar beredar bahwa Persija Jakarta sangat tertarik merekrutnya.

Gelandang berpengalaman seperti Haye tentu bisa menjadi katalisator permainan untuk Macan Kemayoran yang sedang membangun ulang tim. Visi bermain, ketenangan di tengah lapangan, dan pengalaman bermain di level tinggi bisa menjadi aset besar bagi klub ibu kota. Bagi Haye, bermain di Indonesia juga menjadi kesempatan untuk lebih dekat dengan kultur sepak bola Indonesia dan membuktikan loyalitasnya sebagai bagian dari skuad Garuda.

5. Jordi Amat, Bek Senior Siap Pulang Kampung?

Pemain terakhir dalam daftar ini adalah Jordi Amat, bek berpengalaman yang terakhir membela Johor Darul Ta’zim (JDT) di Liga Super Malaysia. Di usia 33 tahun, Jordi memasuki masa senja karier dan tak mendapatkan perpanjangan kontrak dari JDT. Meskipun usianya tidak muda lagi, kemampuan membaca permainan dan positioning-nya masih sangat di butuhkan, terutama di Liga 1 yang membutuhkan pemimpin di lapangan.

Persib Bandung Jadi Kandidat Kuat, Persib Bandung di sebut-sebut sebagai klub paling berpeluang merekrut Amat. Setelah melakukan perombakan besar di lini belakang, kehadiran Jordi Amat bisa memberi kestabilan dan mental juara di lini pertahanan.

Dampak Kehilangan Klub terhadap Karier di Timnas

Minimnya menit bermain di klub sangat memengaruhi performa para pemain ketika dipanggil ke Timnas. Patrick Kluivert selaku pelatih Timnas Indonesia tentu membutuhkan pemain yang bugar secara fisik dan tajam secara kompetitif. Tanpa jam terbang yang konsisten di klub, seorang pemain sulit menunjukkan performa maksimal ketika membela panji Merah Putih.

Pemain tanpa klub juga rentan terhadap penurunan kebugaran fisik dan mental. Mereka tidak berada dalam lingkungan latihan profesional harian, tidak mendapatkan program gizi dan recovery rutin, serta tidak menjalani pertandingan kompetitif mingguan. Hal ini berdampak langsung terhadap kemampuan membaca permainan, konsentrasi, serta koordinasi taktis saat berada di lapangan.

Sebagai contoh, Rafael Struick yang kehilangan tempat utama di klub dan Timnas, harus menghadapi tekanan besar dari publik. Sementara itu, Justin Hubner, meskipun tetap tampil solid bersama Timnas, tetap membutuhkan kompetisi reguler agar bisa tumbuh secara konsisten.

Baca juga: Persib Siap Tempur Melawan Persija: Konsisten Menjaga Tren Positif di Puncak Klasemen

Saatnya Liga 1 Jadi Rumah bagi Naturalisasi?

Kondisi tanpa klub yang di alami lima pemain naturalisasi ini menjadi alarm bagi manajemen dan klub-klub di Liga 1. Indonesia memiliki peluang besar untuk “memulangkan” talenta diaspora yang sudah teruji secara internasional. Jika di kelola dengan baik, pemain-pemain ini bisa memperkuat kualitas kompetisi domestik dan menjadi tulang punggung Timnas ke depan.

Terlebih, keberadaan mereka di Liga 1 akan memudahkan tim nasional dalam hal pemantauan performa dan koordinasi dengan klub. Kondisi tanpa klub yang di alami lima pemain naturalisasi ini menjadi alarm bagi manajemen dan klub-klub di Liga 1. Indonesia memiliki peluang besar untuk “memulangkan” talenta diaspora yang sudah teruji secara internasional.

Mereka tidak hanya memiliki pengalaman di kompetisi luar negeri, tetapi juga mampu membawa perspektif profesionalisme dan standar baru ke dalam kompetisi lokal. BRI Liga 1 kini sudah semakin kompetitif dan profesional. Dukungan infrastruktur yang membaik, fanbase yang besar, serta siaran pertandingan secara nasional menjadi daya tarik tersendiri bagi pemain yang sebelumnya enggan bermain di liga domestik. Kehadiran pemain naturalisasi di Liga 1 bukan hanya menambah kualitas, tapi juga meningkatkan nilai komersial dan daya tarik liga di mata sponsor dan media.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *